Perkotaan Indonesia dalam Perspektif Pembangunan Berkelanjutan merupakan topik yang sangat penting untuk dibahas dalam upaya meningkatkan kualitas hidup masyarakat di perkotaan. Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah penduduk perkotaan di Indonesia terus meningkat setiap tahunnya. Hal ini menimbulkan berbagai tantangan dalam pembangunan perkotaan yang harus dihadapi, mulai dari masalah lingkungan, infrastruktur, hingga ketimpangan sosial.
Menurut Dr. Ir. Happy A. Soekarno, M.Si, seorang ahli pembangunan perkotaan dari Institut Teknologi Bandung (ITB), pembangunan perkotaan yang berkelanjutan harus memperhatikan tiga aspek utama, yaitu ekonomi, sosial, dan lingkungan. “Pembangunan perkotaan yang berkelanjutan harus mampu memberikan manfaat ekonomi bagi masyarakat, meningkatkan kualitas hidup sosial, dan tetap memperhatikan keseimbangan lingkungan agar tidak merusak ekosistem,” ujarnya.
Salah satu contoh upaya pembangunan perkotaan yang berkelanjutan di Indonesia adalah program revitalisasi kota-kota tua yang dilakukan oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR). Menurut data Kementerian PUPR, program ini telah berhasil meningkatkan potensi ekonomi dan pariwisata di kota-kota tua, seperti Kota Tua Jakarta dan Kota Lama Semarang.
Namun, masih banyak tantangan yang harus dihadapi dalam upaya pembangunan perkotaan yang berkelanjutan. Menurut Prof. Dr. Ir. Bambang Susantono, M.Sc., Wakil Menteri Perhubungan RI, salah satu tantangan utama adalah masalah transportasi perkotaan yang belum optimal. “Kita harus terus berinovasi dalam bidang transportasi perkotaan, agar masyarakat dapat berpindah dari kendaraan pribadi ke transportasi umum yang lebih ramah lingkungan,” ungkapnya.
Dengan adanya upaya pembangunan perkotaan yang berkelanjutan, diharapkan Indonesia dapat mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan yang telah ditetapkan oleh PBB, yaitu Sustainable Development Goals (SDGs). “Pembangunan perkotaan yang berkelanjutan bukan hanya tanggung jawab pemerintah, tetapi juga seluruh masyarakat dan pemangku kepentingan lainnya. Kita semua harus berkolaborasi untuk menciptakan perkotaan yang lebih baik untuk generasi mendatang,” tutup Prof. Bambang.